Kepada seorang teman lama.
Di dalam pencarian.
Hallo.
Selamat malam, Regina.
Apa
kabarnya?
Aku Sonya Annisa Ilma, teman masa kecilmu dulu. Apa kau masih bisa
ingat aku? Kalau aku masih mengingatmu. Kamu, teman pertama yang kupunya
di sekolah dasar. Kamu pasti semakin bertambah cantik, ya. Semoga
selalu sehat dan
bahagia di mana pun berada. Oh, iya, maafkan. Aku lupa siapa nama
lengkapmu.
Aku hanya mengingat sepotong saja. Regina. Begitulah dulu aku selalu
memanggilmu.
Teman
masa kecilku,
Saat ini usia kita sama-sama sudah
dua puluh dua tahun, bukan? Aku tebak, kamu pasti lebih tinggi dariku, lebih
manis, dan apakah rambutmu masih lurus seperti dulu? Aku selalu membayangkan
apa yang berubah dari rekaman wajah yang kulihat di usia enam tahun dulu, pasti
sudah banyak yang berubah.
Aku kangen
kamu, Regina.
Kita mungkin terlalu kecil untuk
memahami arti sebuah perpisahan. Aku bahkan masih sering tertawa mengingat hari
itu. Hari di mana kita berjalan pulang sekolah seperti biasanya. Melewati
pohon-pohon besar, SMP yang berpagar tinggi, dan tentu saja melewati gang
rumahku. Aku ingat, kamu mengatakan kalau hari itu hari terakhir kita akan
pulang bersama. Karena besok setelah pembagian rapor, kamu akan pindah ke
Batanghari. Aku tertawa saat mendengarnya. Saat itu yang ada dipikiranku, kamu
akan pindah ke batang besar di depan sekolah kita. Hahaha. Kamu pun ikut
tertawa. Kalau saja aku tahu bahwa itu
adalah tawa terakhir yang kudengar darimu. Mungkin aku ingin merekamnya sesaat.
Hai,
Regina.
Aku, Sonya. Aku mengulangnya lagi. Agar namaku terlacak di antara satelit
pintarmu. Seharusnya, di dunia yang semakin canggih ini, kita bisa saling bertemu melalui akun sosmed, kan? Ah, mungkin kamu
sama sepertiku. Lupa. Melupakan siapa nama lengkapmu. Aku pernah bertanya pada
Mama, apa beliau ingat siapa nama lengkapmu. Ternyata Mamaku pun lupa.
Mungkin saja, dengan aku menulis surat ini hingga
mendarat ke wilayah Kota Bekasi, kamu menemukanku, membaca suratku ini. Regina.
Teman
Sepermainanku yang baik.
Aku, Sonya. Temanmu yang selalu
duduk di sebelahmu saat kita masih kelas satu. Aku temanmu yang selalu pulang
sama-sama. Temanmu yang pernah kamu ajak makan rambutan sepuasnya di bawah
pohon di depan rumahmu, rumah dinas Ayahmu. Aku juga pernah menjadi anak
hilang, dicari nenekku karena lupa minta izin saat main ke rumahmu. Aku, gadis
kecil yang berambut pendek seperti gaya Yuni Shara, memiliki bola mata yang
bulat, dan senyum yang katamu sangat manis. Apa
kamu bisa mengingatku sekarang?
Aku, teman masa kecilmu.
Sekian surat ini kutulis. Semoga
suatu saat, surat ini dapat kaubaca lalu mengingatku. Aku ingin ketemu sama kamu,
teman masa kecilku. Semoga Tuhan berbaik hati, ya.
Salam
sayang.
Palembang,
November 2013.
Yang
merindukanmu, Sonya Annisa Ilma.
http://goresantintamuslimah.blogspot.com
No comments:
Post a Comment