Monday, February 1, 2016

Giveaway Klub Buku Bekasi : Malam Malam Terang

Sebagai makhluk hidup, rasanya problematika kehidupan merupakan sesuatu yang tidak dapat terelakkan. Apalagi bagi Mahasiswa/Mahasiswi yang tengah dirundung permasalahan, baik kurangnya biaya, sampai nilai yang tak kunjung membaik atau justru skripsi yang belum sukses. Meski memang yang namanya Permasalahan dalam Hidup akan ditemui selama hayat masih di kandung badan. Selama itu pula, baik masih pelajar maupun Mahasiswa atau bahkan dalam kehidupan pekerjaan dan rumah tangga. Semua masalah akan ditemui dengan bentuk berbeda.

Namun, setiap masalah ada kemudahan. Ada tempat berlabuh bagi manusia yang dirundung masalah agar bisa berdoa kepada Allah Yang Maha Mengabulkan doa. Tapi, dalam perjalanan ibadah kepada Nya, sering kali mengalami naik turun, baik keimanan bahkan harapan. Nah, kali ini Klub Buku Bekasi hendak mengadakan Giveaway dengan tema "Setelah kesulitan pasti ada kemudahan". Hadiah dari giveaway ini berupa Buku "Malam-malam terang" karya Tasniemrais. Ada 5 buku yang sudah ditanda tangani oleh penulisnya, tersedia untuk 5 orang pemenang dengan komentar yang paling inspiratif.





Buku yang wajib dimiliki, karena isinya akan membawa pembaca pada keyakinan akan janji Allah dalam setiap ibadah dan usaha yang sudah kita optimalkan. Untuk ikutan giveaway ini caranya mudah :


1. Wajib follow Instagram @klubbukubekasi / twitter @klubbuku_bks

2. Wajib follow fanpage Malam-Malam Terang dan Twitter @tasniemrais @ridhorahmadi09

3. Memiliki alamat pengiriman di Indonesia

4. Bagi pemenang, wajib membuat review buku ini di goodread / facebook / blog

5. Share info giveaway ini melalui twitter / facebook dengan hestek #KBBMalamTerang

6. Jangan lupa simpan url giveaway yang kamu share


7. Jawaban untuk giveaway ini cukup dimasukkan dalam kotak kolom komentar.

Pertanyaannya : kisah kamu dalam menghadapi kesulitan dan seperti apa usaha dalam menghadapinya juga kemudahan yang Allah berikan berupa apa.

Format jawabannya :

Nama Lengkap :
Alamat Email :
Link share giveaway :

Jawaban kamu :


Contoh :


Nama lengkap : Ipeh Alena
Alamat Email : ipehalena@gmail.com
Link Share Giveaway : https://twitter.com/ipehalena/status/694080852972666881

Jawaban : Kemudahan yang saya dapat dalam menghadapi kesulitan yaitu dengan ketenangan hati saat menghadapi kesulitan itu sendiri.


8. Giveaway ini akan dimulai sejak hari ini sampai 21 Februari 2016.


Nah, mudah kan caranya ? Jangan lupa, berikan kisah terbaik kalian. Siapa tahu pembaca yang lain bisa mengambil manfaat melalui cerita yang pernah kalian alami.


Salam,

Klub Buku Bekasi

14 comments:

  1. Nama: Ade Delina Putri
    Email: adedelinap@gmail.com
    Link share GA: https://twitter.com/adedelinaputri/status/694137378680647680
    Jawaban:
    Salah satu kesulitan yang pernah saya alami adalah saat saya harus bangkit dari keterpurukan karena masa lalu yang buruk yakni pacaran. Hampir sebulan penuh saya hanya menangis setiap malam dan menyesali semua perbuatan saya. Tapi justru disitu Allah sama sekali tidak meninggalkan saya. Sejak awal Ia selalu memberi petunjuk dalam bentuk apapun. Karenanya setiap tengah malam saya tidak pernah luput bangun untuk sholat taubat dan tahajud. Dalam sujud lama saya slalu berharap Allah mengampuni dosa-dosa saya. Dan tanpa diduga, saat saya benar-benar berhenti dari aktivitas bernama pacaran itu, Allah justru mempertemukan jodoh saya lebih cepat dari yang saya kira. Ya, saya tidak pernah berharap menikah pada usia 22 karena awalnya saya sadar, siapalah saya ini manusia yang masih banyak dosa. Tapi rencana Allah memang tidak ada yang pernah bisa diduga. Alhamdulillah kini pernikahan saya sudah 6 bulan. Begitupun usia kehamilan saya 6 bulan juga. Alhamdulillah wasyukurillah, Allah Maha Penyayang. Ia tidak akan meninggalkan umatNya yang senantiasa mengingatNya :)

    ReplyDelete
  2. Nama Lengkap : Paraswati Siwi S
    Alamat Email : paraswatisiwi@gmail.com
    Link share giveaway : twitter.com/sitasiwi/status/694408316617826304

    Jawaban : Saat ujian untuk masuk universitas, dimana setelah mengikuti banyak tes namun tidak juga lolos. Pada tes yang terakhir sempat merasa putus asa hingga akhirnya tumbuh semangat untuk lebih belajar lagi dan banyak berdoa kepada Allah di setiap ada kesempatan dan kemauan. Alhamdulillah Allah menjawab doa yang kupanjatkan.

    ReplyDelete
  3. Ten Alten | regulus_noel@yahoo.com | @ten_alten
    https://twitter.com/ten_alten/status/694518539466616833

    "Kisah kamu dalam menghadapi kesulitan dan seperti apa usaha dalam menghadapinya juga kemudahan yang Allah berikan berupa apa?"

    >>
    Hal ini terjadi waktu aku kelas 6 SD, saat ujian akhir nasional. Aku di SD 3, sedangkan ketiga kakakku di SD 1, SD favorit. Ketika aku mengerjakan UN, aku sedang sakit radang, flu, dan sedikit demam. Dengan kondisi seperti itu aku mameksakan diri untuk ikut UN dan hasilnya tidak memuaskan. UN 3 mata pelajaran hanya berjumlah 17,--. Kata ibu, jumlah itu akan menyulitkanku masuk ke SMP favorit. Ketiga kakakku bisa masuk SMP favorit yang sama, SMPN 4. Untunglah masuk SMPN 4 menggunakan tes. Namun hal tersebut tak berjalan baik, aku terkena gejala tipus, radang dan flu yang juga menyertai. Aku nekat mengerjakan tes dalam keadaan sakit (lagi). Tapi alhamdulillah, hasil tak akan mengkhianati proses. Allah memperlihatkan padaku betapa usaha itu diiringi dengan doa, maka insya Allah, dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Aku diterima di SMPN4 walau dengan urut 15 dari bawah. ^^;

    Hal itu berulang di SMP ke SMA, ketiga kakakku gagal masuk SMA Negeri di kota. Saat itu aku berpikir, ketiga kakakku sudah mencoba tetapi gagal. Aku pun juga harus mencoba. Lagipula, aku jika aku berhasil, aku jadi merasa mewakili ketiga kakakku bersekolah di sana. :D Dengan perjuangan nem SMP yang hanya 31,--, aku mendapatkan urut 11 dari bawah. Tapi alhamdulillah, lagi-lagi Allah memperlihatkan padaku, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak mencoba merubah nasibnya. Aku masuk ke SMA Negeri di kota, SMA yang tadinya diinginkan ketiga kakakku.

    Terjadi lagi ketika aku masuk kuliah. Aku mengikuti SNMPTN, dan gagal karena aku lemah dalam soal hitungan. Tapi aku masih belum menyerah. Aku bisa masuk SMP dan SMA yang aku inginkan, insya Allah aku pun juga bisa masuk universitas yang aku inginkan. Kemudian aku mencoba tes mandiri, dengan BOP paling rendah. Ibuku bilang, kenapa yang paling rendah? bagaimana kalau tidak diterima? Kubilang pada ibu, untuk apa mengisi BOP yang bukan terendah? Kalau aku mampu mengerjakan tes mandiri, aku pasti diterima. Dan Allah kembali menunjukkan kuasanya. Aku diterima. Ada temanku yang mengisi BOP lumayan mahal, tetapi tetap saja tidak diterima. Dari sini Allah ingin memperlihatkan padaku, lakukan yang terbaik, kerahkan seluruh kemampuanmu. Kun fayakun maka jadilah. Temanku yang mengabil BOP tinggi tidak menjamin bisa diterima.. :D

    Dari semua kejadian itu aku yakin, Allah selalu membantu hambanya yang kesulitan tapi tetap mau berusaha. ^^

    ReplyDelete
  4. Nama Lengkap : Cholifah
    Email : liefahzaneta@yahoo.com
    https://twitter.com/liefahzaneta/status/694801418327183360

    "Kisah kamu dalam menghadapi kesulitan dan seperti apa usaha dalam menghadapinya juga kemudahan yang Allah berikan berupa apa?"

    Disudut kamar beberapa bulan belum lulus sekolah SMK saya hanya bisa menangis menyadarkan diri bahwa kondisi saya berbeda dari mereka, Saya hanya memiliki keyakinan untuk tidak larut dalam kesedihan, mempercayakan bahwa Allah akan dan pasti ada bersama saya, bersama harapan saya, dan tidak akan pernah meninggalkan saya.
    Ketika teman-teman yang lain sibuk mencari kampus terbaik untuk melanjutkan study nya, saya hanya bisa berharap suatu hari nanti suatu saat nanti saya bisa seperti mereka, bisa melanjutkan study saya, dalam setiap sujud malam saya selalu memohon akan pertolonganNYA, janjiNYA, dan kepastianNYA, dengan memantapkan diri untuk mengambil keputusan “merantau”.
    Mencari arti hidup, mencari jati diri, membawa misi untuk terus melangkah, cita-cita akan selalu terpatri dalam diri saya, dan kata menyerah tidak pernah ada dalam kamus saya, karna Allah selalu ada di dalam hati saya dan tidak pernah meninggalkan saya. Langkah pertama untuk mendekatkan dengan cita-cita adalah “Bekerja sambil kuliah”.

    Jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah untuk seusia saya waktu itu masih 17 tahun, dan anak perempuan satu satunya di dalam keluarga. Saat itu ibu dan bapak mempercayakan bahwa anak perempuannya selalu dan pasti bisa menyelesaikan mimpinya, saya tahu doa selalu terucap di setiap sujud beliau. Mereka energy yang hidup dalam jiwa saya.
    Bekerja keras tanpa kenal lelah yang saya jalani selama 1 tahun akhirnya saya bisa mendaftarkan diri untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi, mencoba merangkai harapan kembali untuk bisa menyelesaikan study hingga akhir.
    Masalah datang kembali saat pertengahan masa study saya ketika kakak saya tidak mau lagi melanjutkan angsuran motor yang telah menjadi keputusannya, al hasil saya meminta pada Allah untuk memudahkan jalan saya untuk tetap melanjutkan study, menanggung biaya hidup sendiri di tanah rantau, angsuran motor, dan sedikit biaya untuk membantu perekonomian keluarga.
    Singkat cerita 3 tahun tlah berlalu Allah menepati janjiNYA, biaya angsuran motor selesai, keluarga menghadiri acara wisuda, dan kehidupan keluarga kami menjadi lebih baik.
    Dengan berkeyakinan penuh harap pada Allah, Selama Allah ada dalam hati kita, Allah selalu mewujudkan setiap harapan manusia.
    Dari saya anak perempuan satu-satunya didalam keluarga ini.

    Terima kasih,
    Cholifah

    ReplyDelete
  5. Nama : Feti Habsari
    Email : fetihabsari@gmail.com
    https://twitter.com/fetihabsari/status/694386967962738688

    Kisah saya dalam menghadapi kesulitan yang jelas tidak hanya satu kisah, sama halnya dengan orang lain. Memiliki beberapa kisah. Yang masih teringat dalam ingatan adalah ketika awal-awal masuk SMK. Awalnya saya mengira sekolah itu adalah sekolah yang sama dengan sekolah-sekolah lainnya, namun ternyata saya salah. Pada hari pertama setelah mos berakhir, malam itu juga saya mulai menangis sesenggukan tanpa ada orang rumah yang tahu. Saya tidak ingin kedua orang tua saya melihat saya merasa tertekan di sekolah yang mereka inginkan itu. Terlebih belum genap seminggu saya menjadi siswi di sekolah tersebut. Saya tahu, sudah banyak pengorbanan yang mereka lakukan agar saya dapat masuk ke sekolah yang memakan biaya setara bahkan lebih dibanding dengan biaya kuliah.
    Banyak orang bilang, masa indah itu adalah masa-masa SMA, tapi tidak buat saya. Pada saat mos, yang biasanya hanya melakukan perkenalan dan kegiatan-kegiatan ringan, tetapi di sekolah ini tidak. Tiga hari mos pukul 06.30 sampai pukul 16.00 penuh dengan jadwal yang melelahkan. Sehari setelah mos, ternyata dihadapkan dengan kenyataan yang lebih tidak pernah ada dalam bayangan saya selama ini. Tugas yang menumpuk, jadwal ulangan yang rutin setiap hari dua pelajaran (tidak ada hari tanpa ulangan dan tugas), belum lagi praktik di laboratorium yang sangat amat menguras pikiran, tenaga dan mental. Beragam peraturan yang 'nggak banget' seperti, dilarang membawa buku apa pun selain buku pelajaran (yang artinya segala macam novel, komik, majalah, dll tidak diperbolehkan), dilarang menggunakan aksesoris apa pun (bahkan cincin, gelang dan kalung sekalipun), dilarang membawa handphone, dilarang membawa motor, seragam sekolah yang aneh dengan rok yang ngatung dibawah lutut. Sering terjadi razia dadakan yang menurut saya sangatlah lebay dengan menggunakan alat metal detektor. Saat razia, jika ada yang kedapatan melanggar, barang-barang yang dilarang dibawa ke sekolah itu akan disita bahkan bisa sampai kena skors. Awalnya saya merasa tidak akan kuat menjalaninya, tetapi lagi-lagi saya mengingat dan memikirkan perjuangan yang telah dilakukan kedua orang tua saya untuk memasukkan saya ke sekolah yang memang bukan sekolah biasa ini. Belum lagi bayang-bayang jika saya sampai tidak naik kelas ke kelas dua otomatis sistem DO akan diberlakukan dan itu artinya saya akan membuang biaya sangat besar yang sudah dikeluarkan oleh orang tua saya. Ketika saya tertekan, terpuruk pada segala tugas dan materi-materi ulangan setiap malam itu pula air mata saya tidak berhenti menetes. Tapi mau sampai kapan seperti itu? Tidak akan membantu. Ketika saya merasakan semua kesulitan itu, yang pikirkan hanyalah orang tua saya, dan yang saya ingat bahwa saya masih memiliki Tuhan. Setiap hari, setiap malam sehabis berkutat dengan tugas dan materi ulangan saya terbangun untuk sholat di sepertiga malam, setelah sholat wajib saya tidak pernah lupa shalawat dan berzikir dan melafalkan doa agar dimudahkan dalam hal pelajaran yang diajarkan guru mengaji saya, beliau mengatakan doa itu dibaca setelah selesai sholat dengan jumlah ganjil. Lama-kelamaan saya dapat mengikuti pelajaran dan sistem yang berlaku dengan baik. Saya pun mulai jatuh cinta. Bukan pada sekolahnya, tetapu pada teman-temannya. Teman-teman yang pada awalnya saya anggap kuper dan nggak asik. Ternyata peraturan dan sistem yang keras membuat kami, siswa dan siswinya memiliki rasa kekeluargaan yang sangat tinggi. Kami tidak pernah lupa untuk saling mengingatkan dalam hal ibadah sekalipun.

    Ketika kesulitan datang, pasti semua manusia mengingat Tuhannya. Namun ketika kebahagiaan datang, manusia cenderung melupakan Tuhannya. Maka, jika kamu masih diberikan kesulitan, itu tandanya Tuhanmu masih peduli dan ingin kamu menjadi lebih baik lagi dengan mengingat-Nya dan kembali dalam pelukan-Nya.

    Selalu ingatlah Tuhanmu dalam keadaan apa pun itu.

    ReplyDelete
  6. Nama Lengkap : Auliyati
    Alamat Email : auliyati.online@gmail.com
    Link share giveaway : https://twitter.com/nunaalia/status/695841877350715392

    Jawaban :
    Tahun lalu saya menghadapi suatu masalah yang berhubungan dengan tanggung jawab pekerjaan. Saya harus menghadapi masalah itu sendiri, karena pekerjaan itu hanya saya yang pegang. Jadi saya pusing sendiri, capek sendiri, bingung sendiri, cemas juga sendiri. Saya merasa tertekan hingga nafsu makan hilang, bahkan tidur pun tidak nyenyak, bawaannya selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan itu. Saat itu saya selalu berharap dan memohon kepada Allah SWT supaya saya diberi petunjuk, diberi kemudahan, diberi kesehatan dan ketenangan hati agar dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik dan benar. Hanya Allah SWT lah yg menjadi satu-satunya harapan saya, sebagai penolong.
    Alhamdulillah, selama itu pertolongan Allah datang melalui orang-orang yang tidak pernah saya duga. Dari pengalaman itu juga saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang menyangkut pekerjaan saya, sehingga bisa saya terapkan kemudian.
    Dan alhamdulillahnya lagi, pekerjaan yg harus saya tangani selesai dengan hasil yang baik. Saya merasa bersyukur dan lega sekali. Segala puji bagi Allah yang selalu memberikan pertolongan kepada hamba-hambanya. Dan tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan-Nya.

    ReplyDelete
  7. Nama: Gestha
    Email: gesthareffy@gmail.com
    LInk share: https://twitter.com/AltGST/status/697465497239965696


    Yaitu kisah tentang perjuangan saya masuk universitas impian.
    Di akhir kelas 3 SMA saya sudah memantapkan diri saya untuk mengejar universitas dambaan saya. Saya juga sudah mempersiapkan banyak hal, terutama belajar mati-matian agar nilai UN saya bisa bagus dan diterima di univ favorit itu. Namun yang saya dapat adalah kegagalan. Tapi saya nggak menyerah saya terus berusaha lebih giat lagi bahkan untuk mengikuti tes selanjutnya SBMPTN saya harus mengikuti tes tersebut di luar kota, sehingga mau tak mau orang tua saya meminjam uang agar saya bisa mengikuti tes di luar kota tersebut. Tadinya saya pikir saya bisa memberikan mereka kebahagiaan, anggap saja balas saja karena orang tua saya sudah meminjam uang sana-sini demi keberangkatan saya. Tapi ternyata tidak juga, saya masih gagal masuk univ impian saya itu. Saya begitu sedih dan nyaris murka. Di saat seperti itu saya berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar doa saya, tidak memperhatikan saya, bahkan tidak sayang dengan saya. Saya nyaris ambruk dan nyaris putus asa karena kata orang tua saya kalau saya tidak dapat univ impian itu terpaksa saya harus kuliah di univ di kota saya. Bukannya saya tidak mau, tapi tidak ada jurusan basic saya di sana. jadi saya pun nyaris depresi karena tak ada pilihan lain selain mengikuti tes di univ di kota saya.
    Akhirnya mau tidak mau saya mengikuti tes di kota saya dengan amat terpaksa. Sepulang tes saya menangis.. Saya iri kenapa teman-teman saya dengan mudahnya bisa melanjutkan kuliah di univ impian mereka, sedangkan saya? Dana serta kepercayaan orang tua menghambat impian saya. Saya iri! Kenapa saya tidak lolos padahal saya sudah berjuang sekuat saya. Saya sempat merasa Tuhan tidak adil.

    Sampai akhirnya, saya diumumkan lolos tes masuk univ di kota saya. Tapi saya nggak ada senang-senangnya sama sekali. Malah tadinya saya berharap nggak lolos biar mau gak mau orangtua bakal nguliahin saya di univ swasta di luar yang lebih baik mnurut saya. Saya merasa ini adalah kesulitan..
    Rayuan saya pun tetap nggak mempan membujuk orangtua agar saya dikuliahkan di luar seperti teman-teman.
    Tapi nihil. Akhirnya saya pun pasrah masuk ke univ ituu dengan jurusan yang tak saya inginkan, karena kalau tidak saya tidak tahu akan kuliah di mana lagi....


    Saya mencoba pasrah, berusaha rela, menyerahkan semua nya pada Allah..
    berdoa meminta ditunjukkan yang terbaikk..
    Perlahan saya berpikir kasihan juga dengan orang tua kalau terlalu memaksakan kehendak mereka
    Diam-diam saya berharap semoga ini pilihan terbaik dari Allah.
    Setiap hari saya belajar mencintai jurusan saya,
    dan ALhamdulillah saya bisa melakukannya, bahkan kini saya bisa berkarya dengan lebih baik lagi,
    Saya kini bisa menerima dan bahkan nyaaman apa awalnya yang saya anggap adalah kesulitan..
    Ternyata Tuhan selalu menyelipkan kemudahan yang berlimpah dibalik keulitan-kesulitan yang kita hadapi..
    Pasti ada maksud dari semua yang telah Dia berikan, dari cobaan ini..
    Kesulitan membuka mata kita, kunci dari keberhasilan..
    Kini aku mengerti..
    Terima kasih ya Allah.....

    ReplyDelete
  8. Nama Lengkap : Wafiq Zuhair
    Alamat Email : wazzard835@gmail.com
    Link Share Giveaway : https://twitter.com/wazzard835/status/697985842988478466

    Jawaban :

    Siang itu matahari bersinar terik. Sinarnya yang panas membuat tenggorokan saya kering. Apalagi, bulan itu merupakan bulan ramadhan. Saya berjalan terburu menuju kota. Mencari angkot yang akan membawa saya ke bank. Hari itu adalah hari terakhir pendaftaran di salah satu universitas di Malang. Maklum, saya gagal dalam SNMPTN (Jalur Undangan) dan SBMPTN (Jalur Tes Tulis) untuk masuk ke universitas negeri . Maka harapan saya satu-satunya adalah Ujian Mandiri.

    Sesudah mengikuti prosedur yang saya lihat secara online. Saya tinggal melakukan pembayaran di bank. Namun, sampai di sana ternyata saya salah prosedur. Dengan berat hati saya kembali lagi ke rumah untuk memperbaiki persyaratan yang masih salah. Setelah selesai memperbaiki, saya kembali lagi ke bank. Hasilnya nihil, masih saja belum bisa melakukan pendaftaran. Pihak bank meminta saya untuk melakukan pembayaran di bank lain. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB ketika itu. Sementara pendaftaran ditutup pada pukul 15.00. Rasa sedih, bingung, dan kecewa bercampur jadi satu. Saya hampir menangis. Bagaimana tidak? Sudah beberapa kali saya mencoba mendaftar, dan sebanyak itu pula saya mengalami kegagalan. Mulai salah prosedur, tidak bisa melakukan pembayaran, terlambat membayar dan hal-hal lainnya.

    Di titik ini saya stres dan galau. Bahkan saya berpikiran untuk tidak kuliah saja tahun ini. Keluarga saya sedang mengalami masalah keuangan tahun itu. Ditambah kegagalan saya dalam berbagai pendaftaran. Kecil kemungkinan saya untuk bisa berkuliah. Di puncak kegalauan itulah, tiba-tiba saya teringat perkataan seorang motivator.

    “Jangan pernah bilang, Ya Allah masalahku sungguh besar. Namun bilanglah, wahai masalah sesungguhnya Allah Maha Besar.”

    Saya menyadari sesuatu. Hei, buat apa memikirkan masalah? Bukankan saya punya Allah yang jauh lebih besar dari masalah tersebut? Maka, perjalanan saya yang awalnya ke bank lain menjadi berubah. Saya putuskan untuk berjalan menuju Masjid Agung di kota saya. Biarlah saya tidak jadi mendaftar. Mungkin dengan begini Allah memilihkan jalan lain yang saya tidak ketahui. Ditambah lagi, berada di masjid bisa membuat pikiran menjadi lebih adem dan tentram. Itulah yang saya butuhkan sekarang. Sampai di sana, saya mengaji hingga adzan berbunyi.

    Untuk menentukan nasib, manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Sementara Allah lah yang menentukan dan punya kuasa untuk memilihkan jalan bagi hamba-Nya. Saya sama sekali tidak menyesali kejadian itu. Buktinya, saya setelah itu mendapat info dari seorang teman. Ada beasiswa S1 di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Sebuah kampus baru. Jauh dari rumah. Jauh dari pusat pendidikan yang kata orang berada di Pulau Jawa. Namun, saya menganggap bahwa itulah jalan terbaik yang Allah pilihkan bagi saya. Setelah sebelumnya mengalami berbagai macam kegalalan, beragam rasa kesusahan. Allah seperti memudahkan jalan bagi saya untuk menuju UTS. Semua serba dimudahkan. Mulai dari tes wawancara, prosedur pendaftaran dan hal lainnya tidak mengalami kendala berarti. Hingga saya sampai tidak percaya ketika nama saya tercatat sebagai mahasiswa baru UTS.

    Hadza min fadhli rabbik. Fabiy ala i rabbikuma tukadzziban? Ini adalah nikmat dari Tuhanmu. Maka nikmat manakah lagi yang engkau dustakan?


    ReplyDelete
  9. Eris Andriani
    ayaseyis@gmail.com
    https://twitter.com/RizAnNie88/status/698065328341803008
    Jawaban:

    Ini adalah suatu kisah inspiratif yang ku alami disaat aku menjadi pegawai baru ditempat ku bekerja.
    Sebagai pegawai baru selalu saja ada kejadian.kejadian menyakitkan yang ku dapat setiap harinya dari para senior ku. Seperti dihina dengan kata.kata yang pedas, disuruh.suruh, bahkan pernah disuruh membawakan tas 4 orang seniorku sekaligus dari lantai satu sampai lantai tiga dengan menaiki tangga manual. Sedih, capek, baper itu sudah pasti. Setiap pulang bekerja aku hanya bisa menangis sambil menceritakan setiap kejadian menyakitkan ini kepada ibu ku. Hati seorang ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya yang selalu disayangi malah diperlakukan semena.mena oleh orang lain.
    Bahkan ayah ku sempat ingin mendatangi tempat ku bekerja untuk memarahi para senior ku itu, namun aku melarangnya karena aku takut malah akan timbul konflik yang lebih besar lagi.

    Setiap berangkat bekerja selalu saja ada rasa tak nyaman yang aku rasakan. Ingin pindah tempat kerja namun mencari kerja itu tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi aku harus membantu keluargaku dalam mencicil kredit motor setiap bulannya. Pikiran untuk berhenti bekerja sudah pasti ada, namun aku juga harus memikirkan nasib keluargaku yang masih memikirkan cicilan motor. Apalagi waktu itu keadaan keuangan di keluarga ku sedang diuji oleh Allah.
    Meskipun mendapat perlakuan semena.mena namun aku selalu semangat dan pantang menyerah menghadapi mereka. Selalu aku turuti semua perintah mereka, walaupun aku sendiri merasa tak mampu namun aku tetap bersabar. Karena bila tidak menurut kata senior pasti akan dimungsuhi bahkan sampai tidak disapa oleh mereka.
    Setiap hari aku selalu berdoa kepada Allah, lewat doa yang aku lantunkan disetiap sholat 5 waktu dan sholat Tahajud, berharap aku bisa melalui semua ini dengan mudah.

    Berselang beberapa bulan, Allah memberikan pertolongan kepada ku. Dua dari empat senior ku yang galak itu dipindah tugaskan ke tempat lain dan digantikan oleh pegawai baru. Dan aku resmi diangkat menjadi pegawai tetap. Dua senior galak lainnya yang awalnya membully ku juga kini sudah bersikap baik kepada ku. Dan menjadikan pegawai baru sebagai sasaran berikutnya.
    Sebagai seorang yang pernah dibully aku tidak pernah sama sekali membully pegawai baru. Malah aku selalu berteman baik dengan mereka. Karena aku sendiri tau betapa tidak enaknya dibully sebagai pegawai baru.

    Dari pengalaman ini aku sadar bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan kepada setiap hambanya. Dengan kesabaran, doa, dan semangat pantang menyerah aku mampu menghadapi semua ini. Ini pun tak luput juga dari doa kedua orang tua ku yang meminta pertolongan dari Allah Swt. ^_^

    ReplyDelete
  10. Nama : Mirwan Aziz Ramadhan
    E-mail : azizmirwan@gmail.com
    Link share Giveaway : https://www.facebook.com/profile.php?id=100005841340259

    Laa tahzan innallaha ma anna “jangan bersedih karena allah bersama kita” ya kata itu yang selalu saya ingat ketika ada suatu masalah yang datang kepada saya. Berserah diri dengan mendekatkan kepada sang illah untuk mendapatkan ketengan yang hakiki (ketenangan yang sebenarnya), ya mungkin itu yang saya lakukan ketika aku mendapaat cobaan dari allah, yang dengan cobaan itu saya yakin akan lebih meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada allah swt.
    Kun fayakun “jika terjadi maka terjadilah” jika allah sedah mengatakan maka tidak ada arang yang dapat menghalanginya, maka berfikirlah positif tentang segalahal yang terjadi pada sekeliling kita.
    Teringat dengan suatu kisah, hujan yang lebat dan angin yang begitu kencang pada satu per tiga malam itu membawa percikan – percikan hujan yang terbawa oleh angin melalui cela – cela ventilasi yang berada di kamar membuatku semakin merapatkan selimutku, namun setelah aku melihat jam di dinding sambil aku mengusap – usap kedua mataku, aku terbangun ternyata jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi dengan langkah yang gontai aku berjalan menuju kamar mandi dan berwudhu, dalam malam ku, aku berdo’a pada sang illah
    “ya allah tuhan ku ampunilah segala kesalahan ku, langkahkanlah kakiku untuk menuju kebaikan, lapangkanlah rizqi ku ya allah............”
    Setelah aku mendekatkan diri pada sang illah aku melanjutkannya dengan membaca kitab suci al – quran, tanpa sadar aku tertidur kembali. Sampai akhirnya subuh tiba dan aku bersiap untuk menjalankan kewajibanku, kulihat hujan telah reda ,muncullah matahari yang menerangi bumi, berarti itu tandanya aku harus bersiap untuk jualan, ya aku membuka warung kecil – kecilan untuk menjual mie ayam pelangi.
    Matahari mulai meredup tanda hari sudah mulai sore, namun dagangan masih banyak yang belum terjual dalam hati ku berkata “ya allah sudah sore begini tapi dagangan masih banyak, hanya laku beberapa” dengan nada pasrah dan hampir putus asa. mobil, motor banyak yang berlalulalang di depan warung yang berada di dekat pertigaan yang dekat dengan Rumah Sakit yang cukup besar, namun hanya beberapa yang mampir. Malam sudah mulai datang aku bimbang untuk menutup warung, jika aju tutup maka modal yang saya keluarkan tidak kembali namun keadaan begini tak ada yang berhenti untuk mampir di warung, dengan raut wajah yang putus asa.
    Tepat pada pukul 19.26 ada mobil terios merah yang berhenti di dapan warung, sekitar 3 orang turun dari mobil, 2 orang dewasa, dan 1 anak – anak, mungkin itu satu keluarga pikir ku.
    “bang mie pelangi tiga....” pesan orang itu “oh ya pak tunggu sebentar” jawabku dengan semangat, “sudah berapa lama bang jualan” tanyanya “baru 1 tahun belakangan pak...” jawabku “ oh, ini idenya bagus buat mie pelangi, kalo boleh tau dari apa bang bahan - bahannya” tanyanaya lagi, “dari sayuran pak, kalo yang hijau dari sawi.......” aku menjawab sambil menyajikan mie yang telah jadi. Setelah selesai makan , bapak itu mengajak saya ngobrol – ngobrol, singkat cerita “bang gimana kalo warung ini di buat lebih besar lagi, ya seperti kafe - kafe gitu” tawarnya pada ku “pengen si pak tapi yaitu modal yang belum ada” jawabku dengan senyum yang lebar di bibirku “ oh,.. insya allah kalo itu saya bisa bantu, ..” tawarnya kepada ku, dengan rasa senang saya terima tawaran itu, pada akhirnya warun yang saya jalani sudah ada 2 cabang sampai sekarang.
    Alhamdulillah, allah memang memberikan rizqi dan pertolongannya dari apa yang tidak pernah kita duga. Berfikirlah positif terhadap semua hal yang terjadi, karena allah telah merencanakan semuannya dengan rencana yang luar biasa.

    ReplyDelete
  11. Nama: Sri Sulistiyani
    Email: sri_sulistiyani39@yahoo.com
    Link share GA: https://twitter.com/s_sulistyani/status/699865383725981696
    Jawaban :
    Banyak masalah yang datang kepada saya. Satu masalah datang, satu masalah pergi. Satu masalah pergi, satu datang lagi. Begitu seterusnya. Saya menjalani banyak peran dalam hidup saya. Menjadi anak, adik, mahasiswa, dan karyawan sekaligus. Masalah sering datang dalam seluruh aspek kehidupan saya. Saking banyaknya tidak bisa saya ceritakan satu per satu. Saya hanya berusaha semampu saya untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Terkadang saya meminta bantuan dari orang lain yang saya rasa bisa membantu saya. Beruntung saya memiliki orang-orang yang baik di sekitar saya yang selalu mau menolong saya. Namun, pertolongan yang paling luar biasa selalu datang dari Allah SWT. Setiap saya memiliki masalah, saya selalu meminta tolong pada Allah dengan cara berdoa setiap selesai shalat dan di akhir sujud sholat saya. Yang pernah saya dengar dari guru-guru mengaji saya, di akhir sujud dan selesai shalat adalah waktu-waktu dimana Allah dekat sekali dengan kita, sehingga apapun yang kita minta akan dikabulkan. Saya meminta pada Allah, semuanya, dengan bahasa lugu dan polos saya karena saya tidak pintar merangkai kata-kata yang indah untuk dipanjatkan dalam doa saya. Dan Subhanallah, semua yang saya minta selalu Allah kabulkan, ada yang segera dan ada pula yang Allah kabulkan setelah beberapa tahun lamanya saya berdoa. Sampai saat ini, saya sangat percaya dan begitu mengandalkan kekuatan pertolongan Allah melalui doa yang saya minta di akhir sujud dan setelah selesai sholat saya. Hingga usia saya menginjak 22 tahun, saya selalu berhasil dengan cara itu. Alhamdulillah

    ReplyDelete
  12. Nama : Annisa Nuraida
    Email : annisanuraida09@gmail.com
    Link share GA : https://twitter.com/nisaanp/status/700519650300276737?s=06

    Jawaban:
    Tahun 2009 aku mulai mengalami perasaan jatuh cinta yang tidak biasanya. Aku jatuh cinta pada teman masa kecilku yang juga tetanggaku. Kita sekolah di SMA yang sama. Aku dan dia tidak memiliki status pacaran tapi kita selalu ingin meresmikan hubungan kita ke jenjang pernikahan.
    Kita fokus menggapai cita-cita kita. Aku setia menemani dan menguatkan dia ketika dia jatuh. Dia pun begitu sabar menemani masa pendewasaanku. Aku fokus kuliah dan dia fokus mengikuti tes untuk menjadi TNI.
    Tapi semua ekspektasi itu hancur seketika. Aku diabaikan dan hubungan kita berakhir dengan cara sepihak. Dia mengakhirinya dan ingin menjalani kehidupan masing-masing. Aku depresi setelah itu. Entah berapa lelaki yang terluka oleh penolakanku, entah berapa ratus hari yang sia-sia, entah sedalam apa lukaku.
    Aku mulai sinis memandang kehidupan. Lelah berharap dan tidak percaya siapapun. Aku muak melihat mereka yang ditemukan cinta. Pergi ke mana saja tanpa tujuan sudah menjadi kebiasaanku. Aku menjadi petualang dadakan. Awalnya aku tak menangis. Tapi suatu hari aku pernah tiba-tiba menangis di kereta. Banyak penumpang yang melihat ke arahku. Aku pernah menertawakan hal yang tidak lucu. Aku pernah menangis di ruang ujian di kampus. Aku memberikan cinta yang tulus tapi dipukuli dihati tanpa henti. Suaranya bertalu-talu menghilangkan akal pikiranku.
    Keluarganya dulu memamerkanku sebagai calon menantunya. Aku senang setengah mati dianggap seperti itu. Tapi keadaan berbalik menyerangku bertubi-tubi. Aku harus mengumpulkan serpihan hati dan juga mengejar jiwaku yang mulai kehilangan arah. Aku bangkit berkali-kali. Sendirian.
    Mama selalu menasihatiku agar aku tidak melupakan Allah. Mama bilang ini adalah ujian termanis untukku. Aku akan menjadi pribadi yang kuat jika bersedia membuka pikiran untuk menyadari hikmah-Nya.
    Aku mulai mengikuti kegiatan ODOJ dan rajin menulis. kembali menghidupkan mimpiku untuk menjadi penulis. Perlahan hari-hariku mulai ringan. Hatiku tak dipukuli palu kepedihan lagi. Aku sadar pengalamanku itu adalah bentuk kecintaan dari Allah agar aku menemukan yang terbaik setelah mengubah diriku menjadi yang terbaik. Meskipun aku belum menemukan jodohku tapi aku bahagia lebih dari sebelumnya. Aku aktif di komunitas dan menemukan banyak teman baru yang menginspirasi. Aku semakin rajin berkarya dan mendekatkan diri kepada Allah. setia menanti dipertemukan cinta karena Allah. :)

    ReplyDelete
  13. Nama : Een Endah
    Email : eeen.ey09@gmail.com

    Setiap kehidupan adalah ujian, begitupula anak. Amanah dari Allah, menyenangkan juga ujian dalam kehidupan. itulah anak.

    Kejadian ini 6 tahun yang lalu. Ujian itu datang.
    Ketika anak gadisku, anak tunggalku menjelang 5 bulanlagi akan menghadapi ujian Akhir Nasional SMP.
    Ku sekolah di sekolah yang berbasic Islam, agar berakhlak mulia.Sekolah yang sangat keras, membedakan lelaki dan perempuan.
    Suatu ketika, anakku menanggis, "Mama, Ica di skorsing"
    Pecahlah tanggis. Aku pikir scorsing hanya 3 hari atau 6 minggu. Saya juga seorang guru Madrasah Aliah.
    Ternyata, sekolah memutuskan, scorsing hingga akhir ujian. Ujian pun ikut sususlan dan tidak boleh kesekolah.
    Sungguh tidak adil, hanya karena anak saya berjalan dengan teman lelakinya yang tinggal satu perumahan. Teman sedari kecil, teman jalan pergi dan pulang sekolah. Itupun sebuah larangan.
    Ada 10 anak di scorsing secara semena-mena. Saya tidak bisa menemui kepala sekolah, karena beliau sedang sakit. Yan bisa ditemu hanya wakil kesiswaan saja. Saya tak bisa berbuat apa-apa, karena nama anak saya sudah masuk ek Diknas Bandung, hingga tidak bisa pindah sekolah.

    Malam yang panjang, untuk melangitkan doa, sholat tahajud dan tetap sabar.
    Kupandang anakku, ibarat sudah masuk kedalam sumur, haruskan aku pedamkan sampai dasar. Dia anakku, sejelek apapun, dia tetap buah hatiku.

    Kuangat dia, dalam kesdihannya. Tak ada yang tau anakku di scorsing semena-mena. Aku anggap,dia home scholing saja. Untuk menyenangkan, aku ajak jalan ke kota lain, sementara teman lain berangkat ke sekolah.
    Aku kursuskan khusus tiga mata pelajaran UAN, dengan bayaran per mata pelajaran. Apapun kulakukan demi anakku, ini ujian dan harus kulewati. Aku rahasiakan apa yang terjadi dengan keluarga. Aku memendamnya sendiri. Biarlah, aku hanya bersandar pada Allah, biarlah kurahasiakan saja.

    Doaku terkabul, ketika aku datang kesekian kali untuk menemui penganti Kepala sekolah. selalu aku gagal menemui. Siang itu sepulang mengawasi Siswa Madrasah ujian, seminggu sebelum anakku ujian. Aku berhasil menemui kepala sekolah. Beliau kaget mendengar kasusku, dan tindakkan wakil kesiswaan yang smena-mena. Aku ancam, akan aku somasi pihak sekolah atas perlakuan scorsing yang menyalahi dunia pendidikan. Akhirnya anakku, diperbolehkan penggiukuti ujian di sekolah. Kepala Sekolah penganti itu meminta maaf, dan memohon agar aku tak memperkarakan masalah ini di Diknas.

    Alhamdulilah, anakku bisa ikut ujian. Dengan kesabar ku terjawab sudah, anankku berhasil lulus dengan nilai di atas rata-rata karena kursus yang intensif. Yang membanggakan, anakku langsung masuk SMA Favorit di Bogor lewat jalur prestasi. Annakku dalah atlet Taekwondo dan pemenang mendali emas se Jagodetabek, klas 54 kg.

    Menghadapi setiap ujian, haruslah dihadapi dengan bersabar dan tetap berdoa kepada Allah, untuk bisa melewatinya. Dan jangan pula memojokan anak yang sudah mendapat masalah, angkatlah dia, ajarilah kepercayaan diri, sekalipun ujian datang tetaplah sabar.

    ReplyDelete
  14. Rini Cipta Rahayu
    rinspiration95@gmail.com

    Aku tipikal orang yang cukup susah mengambil keputusan karena setiap tindakan pasti ku pikirkan dengan penuh pertimbangan. Sikap ini tentu saja baik, tapi kadang-kadang juga agak merugikan karena sering membuatku bimbang.
    Salah satunya ketika memutuskan untuk memilih melanjutkan pendidikan setelah SMA. Ya, memang sudah ada gambaran ingin masuk ke jurusan apa dan di universitas mana, tapi tetap saja masih ada kegalauan ketika akan menentukan pilihan. Saat itu, ada seorang teman yang juga memiliki keinginan sepertiku. Dia sangat antusias ketika ada sosialisasi dari universitas itu. Aku langsung drop, menyadari sepertinya nggak mungkin aja sih beraaing dengan dia yang kemampuannya lebih bagus daripada aku. Di masa sulit dan pesimis itu, aku nggak mampu melakukan apa-apa. Aku hanya ketakutan dan terus meminta pada Tuhan untuk menunjukkan jalannya yang terbaik. Disadari ataupun tidak, ternyata jalan itu dibukakan oleh kejadian tertentu atau dititipkan melalui orang terdekatku.
    Aku akhirnya memilih mengalah dan memilih universitas lainnya. Tapi siapa sangka malah pilihan itu akhirnya memuat kami berdua bahagia? Dia diterima, aku juga diterima seauai dengan harapan kami. Coba saja waktu itu aku memilih memaksakan diri, pasti ada perasaan duka karena kemungkinan tidak diterima. Aku juga mendapatkan kesempatan yang bagus dan Tuhan menuntunku untuk mengikuti jalannya yang terbaik. Jalan yang memang ia persiapkan khusus untukku :)

    ReplyDelete