Friday, January 3, 2014

[SERBA_SERBI] Tulis-Menulis

Semua orang punya hak jadi penulis. “Menulis itu gampang,” kata Arswendo Atmowiloto. Ya, benar! Menulis nggak ada kaitannya dengan soal genetika alias keturunan.
    
     Menjadi penulis adalah pilihan luar biasa: cerdas, kreatif, interpretatif, dinamis, dan mampu mempengaruhi opini dan bahkan prinsip hidup pembacanya. Karena luar biasa, tentu tidak begitu banyak orang yang bisa begitu. Bedanya yang luar biasa dengan biasa tentu saja, salah satunya, adalah kesedikitannya itu. Ini sama pula dengan semua pilihan “menjadi” lain-lainnya yang sedikit itu tadi. Dapat uang dari menulis, enak kan? Apalagi kalau buku yang kita tulis di film kan? Tentu royalty yang di dapat akan lebih besar, toh? Kalau buku kita di jual 50.000 per satuannya, dan dapat 10% dari harga buku. kita dapat 5000 perbuku, kalau terjual 1.000 eksemlar dalam dua bulan? Wah coba kalikan tuh berapa keuntungannya. Menjadi penulis bisa di jadikan sebuah profesi menjanjikan. Jika di tekuni dan teliti.

Tuhan menciptakan dua mata, dua telinga, dan satu mulut. Apa maknanya? Tak lain dan tak bukan agar kita lebih banyak mendengar dan melihat daripada berbicara. Dari proses banyak mendengar dan melihat itulah, kita akan dapat menyerap banyak ilmu pengetahuan untuk dijadikan sumber tulisan. Maka, jadilah pendengar yang baik, juga pembicara yang baik. Salin apa saja yang didengar dan dibicarakan itu dalam buku catatan. Kembangkan, dan perindah dengan bahasa yang santun. Orang akan tergugah membacanya. 

    Menulis juga ladang bisnis dan ladang dakwah yang tidak pernah habis-habisnya. Tulislah karya-karya yang bernilai jual dan bernilai dakwah (ibadah), maka ia akan laris manis seperti kerupuk. Menjadi penulis sukses, dunia pun akan berada dalam genggaman Anda. Caranya, ikuti perkembangan zaman. Tulis ide-ide aktual yang dibutuhkan banyak orang. Ikuti teknologi terbaru. Gaptek boleh, tapi tidak selamanya. Selalu ada kesempatan untuk orang-orang yang mau belajar. Usaha keras tak akan menghianati, kok.

 Sebagus apa pun ide, kalau hanya sebatas pemikiran (tanpa dituangkan ke ranah tulisan) ia hanya menjadi ide beku untuk dirinya. Tapi ketika pemikiran (gagasan) itu dituliskan, dibaca orang lain, maka manfaat tulisan itu akan menampakkan hasilnya. Memulai itu sungguh tidak mudah, tapi dengan mempraktekkannya berarti kita telah membuktikan bahwa MENULIS itu GAMPANG.

   Tapi, kita juga harus ingat; IF YOU DON'T READ, YOU DON'T WRITE. Begitu kira2 kata Peter Bolsius. Menulis itu lebih dari upaya merangkai fakta, menulis adalah ikhtiar menemukan dan mengikat makna. Dan lebih dari membagi gagasan, menulis adalah menuangkan penghayatan. Makanya, aktivitas menulis erat kaitannya dengan aktivitas membaca. Jika bacaan kita bagus, maka tulisan kita juga akan berisi. Jadi kesimpulannya tradisi menulis semestinya lahir dari tradisi membaca.

Teori itu penting. Tetapi praktik jauh lebih penting. Seorang calon penulis membutuhkan banyak teori-teori kepenulisan, dan di zaman sekarang itu sangat mudah didapat, terutama lewat internet. Mesin pencari Google memudahkan bagi siapa saja untuk menemukan apa yang ia inginkan, termasuk teori-teori kepenulisan. Jadi tidak ada alasan sulit mencari sumber teori. Walau demikian, sebanyak apa pun teori yang dibaca tetapi tidak juga menulis, sama saja bohong. Dengan segera menulis, apapun jenis tulisan itu, membuktikan calon penulis serius mewujudkan mimpinya jadi penulis. Tanpa bakat orang bisa menjadi penulis hebat. Sementara tanpa kegigihan, seorang penulis berbakat tak berarti apa-apa. Jadi, just write! 

    Disiplin. Itu kunci utama menjadi penulis sukses. Sesibuk apa pun pekerjaan, sisakan sedikit waktu untuk membaca buku dan melanjutkan tulisan Anda yang tertunda. Bagi penulis-penulis sukses hari ini, tidak heran lagi kalau buku-bukunya yang best seller itu dibeli produser untuk dibuat film atau siaran radio dan televisi. Kalau serius mau menjadi penulis rajin-rajin deh tambah jam terbang. Menulis, menulis, dan menulis. Jemput inspirasi tulisan dengan sedikit LEBIH PEKA terhadap lingkungan sekitar. Siapkan catatan, pulpen, atau kalo punya smartphone pastikan battery-nya selalu ON. Biar saat inspirasi menghampiri langsung kita tangkap untuk selanjutnya dieksekusi dalam bentuk tulisan yang menginspirasi. Just write! 

“Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya” 
[Stephen King]

   Salah satu kendala yang ada dalam diri untuk menjadi seorang penulis adalah Anda tidak mencintai yang anda lakukan. Asli. Nggak nyaman banget kalo kita pengen jadi penulis, tapi nggak suka menulis. Helloo...! gimana ceritanya bisa jadi penulis kalo sendirinya alergi bikin tulisan. Padahal dia kebelet pengen bisa buat tulisan yang baik benar. Sendirinya ngebet pengen punya karya tulis yang berhasil diterbitkan. 

So, langkah pertama untuk menjadi penulis sejati adalah love what you do and do what you love dalam menulis. Lantaran, kalo sudah dan having fun, kita bisa mengerjakannya tanpa kenal lelah dan lupa waktu. Enjoy aja. Mulai deh rutin menulis di media yang bisa kita akses. Mulai dari sekedar update status di sosial media, curhat dalam diari, ungkapan kekecewaan dalam surat pembaca, ekspresi impian dalam tulisan inspirasi, hingga artikel yang kaya akan data. Mulailah dari tulisan ringan. Latihlah otot tangan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas tulisan setiap waktu. Menulislah dengan senang dan bersemangat, gak pake berat hati dan ngedumel.

*****

Tulisan ditolak? Keep writing. Cayoo!!

Hari paling buruk bagi seorang penulis adalah ketika tulisannya ditolak redaktur. Penulis-penulis pemula yang tidak siap menerima penolakan itu, banyak yang memutuskan tidak lagi menulis. Alasannya tidak berbakat. Buktinya karyanya selalu ditolak.

Penulis seperti ini, mentalnya tidak siap tempur. Mudah menyerah. Cengeng. Padahal, banyak alasan bagi redakturmenolak tulisannya itu. Bisa saja, tulisan tersebut bagus tetapi terlalu panjang (over) halamannya sehingga tidak mencukupi ruang yang dimiliki media dimaksud.

Jadi, sebelum mengirim tulisan ke penerbit atau media massa, pelajari dulu syarat dan ketentuan pemuatan tulisan. Ikuti aturan itu. Jangan dilanggar. Bila sekali ditolak, besok kirim tulisan lainnya. Terus menerus. Hingga suatu hari nanti, tulisan Anda akan dimuat atau diterbitkan menjadi buku.

Keep writing. Tak ada pekerjaan yang sia-sia. Tulisan yang nggak dimuat di media massa bukan berarti tak punya nilai. Justru itu adalah masterpiece dari seorang penulis. Sebuah rekam jejak jalannya proses menjadi penulis bebas. Tetap tayangkan meski hanya di blog, forum, dan share di sosial media. Biar ada yang baca dan memupus kekecewaan karena mendapatkan penolakan. Dan jangan lupa, arsipkan setiap tulisan kita. Karena someday, boleh jadi kita akan me-remark tulisan-tulisan itu menjadi lebih bernas dan punya segudang nilai tambah.

Jangan enggan MEREVISI!

Jangan cepat puas dengan karya yang sudah jadi. Bacalah lagi berulang kali. Bila terdapat kejanggalan dan kekurangan di sana-sini, jangan sungkan melakukan revisi. Revisi itu sangat penting dan menggairahkan, kata seorang penulis Amerika. Seringkali, ketika melakukan revisi, kita menemukan sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya dan menambah kekuatan baru naskah yang ditulis itu. Mana tahu, setelah melakukan revisi itu, tulisan Anda benar-benar menjadi karya yang sangat hebat dan disukai pembaca.

Sekali lagi, menulis itu mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Jika kita komitmen membiasakan. Visualisasi jalan pikiran dalam bentuk tulisan. Tak mesti di dunia maya, yang penting bisa terlihat oleh mata. 

Karena kemampuan menulis adalah jam terbang, buatlah diri ini senang. Saat merangkai kata mengurai makna, beburu pahala yang Allah janjikan untuk kita.

Dari setiap tulisan yang menginspirasi pembaca, mengalir deras pahala dan keberkahan. Mulailah menulis dan menginspirasi dunia. Tidak harus langsung sempurna, karena istana yg megah tidak dibangun dalam satu malam.

Nikmati saja prosesnya, terima komentarnya, ambil pelajarannya, dan kembangkan tulisannya. Keep write to inspire..!


Dari @Klubbuku_bekasi dan beberapa info lainnya.


No comments:

Post a Comment